🏀 Pertanyaan Tentang Prinsip Prinsip Belajar

Sepertiyang tercantum dalam permendikbud RI No. 146 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD yang memberikan panduan untuk menciptakan permainan bagi anak, prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini yaitu 'belajar sambil bermain' anak dibawah usia 6 tahun berada pada masa bermain, memberikan stimulus pendidikan dengan cara yang benar melalu bermain dan dapat memberikan pembelajaran yang bermakna pada anak.
13. Apa saja prinsip prinsip pembelajaran untuk anak usia dini?JawabanPrinsip-Prinsip Pembelajaran PAUD1. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak3. Stimulasi Terpadu4. Berorientasi pada Perkembangan Anak5. Lingkungan Kondusif6. Menggunakan Pendekatan Tematik7. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan PAKEM8. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar14. Apa dampaknya bila seorang guru tidak memahami prinsip belajar dan pembelajaran?Jawaban Dampak bagi peserta didik jika guru tidak menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat adalah mereka akan beranggapan bahwa belajar tidak perlu. Mereka akan beranggapan bahwa belajar akan selesai ketika mereka lulus dari sekolah. Setelahnya, mereka tidak perlu mencari pengetahuan baru15. Apa saja prinsip-prinsip dalam penilaian pembelajaran terpadu?Jawaban Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan menjadi 1 prinsip penggalian tema, 2 prinsip pengelolaan pembelajaran, 3 prinsip evaluasi dan 4 prinsip reaksi16. Apa yang dimaksud dengan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran?Jawaban Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang Prinsip-prinsip apa yang harus diperhatikan guru dalam memilih media pembelajaran?JawabanPrinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran yang layak, yakni 1 media harus didasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan belajar yang akan disampaikan, 2 media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, 3 media harus disesuaikan dengan kemampuan guru18. Mengapa prinsip-prinsip pembelajaran dapat berimplikasi pada siswa?JawabanAlasan kenapa prinsip-prinsip belajar berimplikasi pada siswa dan guru Karena siswa merupakan objek sekaligus subjek utama dalam kegiatan proses pembelajaran. Para siswa akan berhasil dalam pembelajaran, jika mereka menyadari implikasi prinsip-prinsip Mengapa prinsip kontinuitas sangat diperlukan dalam pembelajaran?JawabanPrinsip kontinuitas ini diperlukan atas pemikiran bahwa pemberian materi pendidikan pada peserta didik tidak sekaligus, melainkan bertahap dan berproses seiring dengan kemampuan dan perkembangan psikofisik peserta didik. Oleh karena itu, proses evaluasi perlu mengikuti Mengapa prinsip efektifitas harus di terapkan sebagai salah satu prinsip pengembangan kurikulum?JawabanPrinsip efektivitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa adanya kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan kurikulum harus jelas21. Sebutkan dan jelaskan apa saja prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran?JawabanMemahami Prinsip dalam Evaluasi Pembelajaran1. Kontinuitas2. Komprehensif3. Kooperatif4. Objektif5. Praktis22. Apa arti prinsip terbuka dan menyeluruh?JawabanTerbuka/transparan, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan diketahui oleh pihak yang terkait. Menyeluruh, yakni meliputi berbagai aspek kompetensi yang akan Apa itu prinsip penilaian objektif?JawabanObjektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa dipengaruhi oleh subjektivitas penilai
20Soal Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran Beserta Jawaban 1. Anak sudah dapat memanipulasi dengan menggunakan gambaran dari objek. Menurut Bruner termasuk dalam tahap. a. 2. Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas mengamati, mengingat, mengkhayal, Prinsip belajar merupakan suatu hubungan yang terjadi antara pendidik dan peserta didik dengan tujuan agar peserta didik mendapatkan motivasi belajar yang berguna untuk dirinya sendiri. Selain itu, prinsip belajar juga dapat digunakan sebagai landasaan berfikir, landasan berpijak dan sebgai sumber motivasi agar proses belajar dna pembelajaran dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran dapat mengungkap batas batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaanya, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip pembelajaran dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Selain itu, prinsip-prinsip tersebut berguna untuk mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa. Prinsip-Prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar bagi siswa bertujuan untuk meningkatkan upaya belajarnya, sedangkan untuk bertujuan untuk meningkatkan kualitas mengajarkan. Prinsip-prinsip tersebut berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan penguatan dan serta perbedaan individual. 1. Perhatian dan Motivasi Perhatian memiliki peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Menurut Gage dan Berliner 1984355 kajian belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak akan mungkin terjadi belajar. Sikap perhatian terhadap pelajaran akan timbul jika pelajaran yang diterima sesuai dengan kebutuhan siswa. Karena siswa merasa bahwa pelajaran tersebut sebagai sesuatu yang dibutuhkan dan merasa diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maka siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut. Selain perhatian, motivasi juga memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar, Motivasi merupakan tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang, motivasi juga dapat dijadikan sebagai tujuan atau alat dalam pembelajaran. Motivasi sebagai tujuan dapat dijadikan salah satu tujuan dalam mengajar. Hal itu berkaitan dengan guru yang mengharapkan siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sedangkan motivasi sebagai alat pembelajaran yaitu menjadi salah satu faktor intelegasi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan siswa dalam bidang pengetahuan dan nilai-nilai keterampilan. 2. Keaktifan Menurut John Dewey memngemukakan pendapatnya bahwa belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka siswa harus memniliki inisiatif sendiri dan guru hanya bertugas untuk membimbing dan mengarahkan. Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpiahkan oleh orang lain. Setiap anak memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu, memiliki kemauan dan aspirasinya sendiri-sendiri dan tugas guru hanyalah membimbing dan mengarahkan. Menurut teori kognitif Gage ad Barliner, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima dan mengadakan tranformasi yang berkaitan dengan informasi yang telah diterima. Dalam teori tersebtu anak memiliki sifat aktif dan mampu merencanakan sesuatu. dengan mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diterima. Proses belajar dari teori tersebut adalah siswa mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, serta menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan. Dalam prinsip ini, siswa selalu menampakkan keaktifan, dan setiap keaktifan tersebut memiliki bentuk yang beraneka ragam. Seperti kegiatan fisik yang dengan mudah bisa dipahami oleh guru hingga kegiatan psikis yang sulit untuk diamati. 3. Keterlibatan langsung/Berpengalaman Menurut Edgar Dale mengemukakan pendapatnya bahwa belajar yang paling baik adalah belajar yan melalui pengalaman langsung. Dengan pengalaman langsung siswa tidak hanya sekedar mengamati tetapi juga menghayati, siswa akan terlibat langsing dalam perbuatan dan mampu membuat siswa bertanggung jawan terhadap hasil. Selain itu John Dewey juga mengungkapkan bahwa belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan siswa secara aktif, baik secara individual atau secara berkelompok dengan cara memecahkan masalah. Tugas guru berindak sebagai fasilitator dan pembimbing. 4. Pengulangan Dalam teori Psikologi Daya menerangkan bahwa belajar merupakan bentuk melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, mengingat, menanggap, mengkhayal, dan berpikir sebagai bentuk dari pengulangan. Dengan melakukan pengulangan maka Daya-Daya tersebut akan semakin berkembang dan daya yang dilatih dengan adanya pengulangan akan menjadi sempurna. Teori tersebut dapat di ibaratkan dengan sebuah pisau yang selalu diasah, semakin lama akan semakin tajam. Teori lain, berasal dari teori Psikologi Asosiasi dalam satu hukum belajarnya “Law of Exercise” mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu akan memperbesar peluang timbulnya respon yang benar. Sedangkan menurut teori Psikologis Conditioning atau teori perkembangan dari koneksionisme yang menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar, mengemukakan pendapatnya bahwa belajar merupakan pembentukan hubungan stimulus dan respon, maka pada konsep psikologis conditioning respons akan muncul bukan karena stimulus tapi karena stimulus yang dikondisikan. Dari ketiga teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsip tersebut lebih menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walau dengan tujuan yang berbeda. Salah satu metode yang menrapakan bentuk belajar dengan prinsip pengulangan adalah metode drill dan stereotyping. 5. Tantangan Menurut teori medan Field Theori yang berasal dari Kurt Leewin menyatakan bahwa dalam situasi belajar siswa berada dalam suatu medan atau tantangan psikologis, dalam situasi tersebut siswa belajar menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai namun selalu menghadapi hambatan. Salah satu hambatan tersebut adalah mempelajari bahan materi belajar dan siswa merasa tertantang untuk menghadapi tantangan tersebut dengan mempelajari bahan materi belajar. Apabila hambatan tersebut dapat diatasi oleh siswa, maka siswa telah berhasil mencapai tujuan dan ia akan masuk ke dalam medan atau tujuan baru, proses ini berlaku seterusnya. Bahan belajar yang diberikan oleh guru haruslah menantang untuk membuat anak memiliki motivasi untuk mengatasi hambatan dengan baik. Dengan diberikannya metode ini juga akan membuat siwa semakin lebih giat untuk belajar. 6. Balikan dan Penguatan Dalam prinsip ini menggunakan prinsip Operant Conditioning yang berasal dari Skinner. Jika pada prinsip pengulangan menggunakan teori conditioning yang menekankan pada stimulus, maka pada teori ini lebih menekankan pad respons nya. Kunci dalam teori ini adalah Law of effect, yaitu siswa akan belajar lebih semangat jika mengetahui dan mendapatkan hasil belajar yang baik. Hal tersebut sangat berpengaruh baik untuk membuat siswa lebih baik lagi dalam usaha belajar selanjutnya. 7. Perbedaan Individual Perbedaan individual sangat berpengaruh pada cara belajar dan hasil belajar siswa. Setiap siswa memiliki individual yang unik, artinya setiap individu memiliki perbedaan satu sama lain, seperti perbedaan karakter psikis, kepribadian dan sifat yang inilah yang perlu diperhatikan oleh guru dam upaya pembelajaran. Namun sebagian besar sistem pendidikan kita masih kurang memperhatikan masalah perbedaan individual, pada umumnya pelaksanaan pemeblajaran dikelas menilai siswa sebagai individual yang memiliki kemampuan yang sama atau rata-rata. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem tersebut yaitu dengan menggunakan metode-metode atau strategi pembelajaran yang bervariasi, sehingga perbedaan-perbedaan kemampuan tersebut dapat terlayani. Usaha lain yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai dan memberikan tugas sesuai dengan minat siswa. Sebagai unsur primer dan sekunder dalam pembelajaran, maka dengan sendirinya siswa dan guru terimplikasi adanya prinsip-prinsip belajar. Demikian artikel yang diberikan tentang Penerapan Prinsip-Prinsip Belajar dalam Pembelajaran bagi Siswa dan Guru semoga informasi yang diberikan bermanfaat dan dapat menambah ilmu pengetahuan anda. Sampai jumpa di postingan selanjutnya..
\n\n\n pertanyaan tentang prinsip prinsip belajar
Prinsipprinsip belajar yang dikemukakan oleh Rothwal A.B. (1961) adalah : 1) Prinsip Kesiapan (Readinees) 2) Prinsip Motivasi (Motivation) 3) Prinsip Persepsi 4) Prinsip Tujuan 5) Prinsip Perbedaan Individual 6) Prinsip Transfer dan Retensi 7) Prinsip Belajar Kognitif 8) rinsip Belajar Afektif 9) Prinsip Belajar Evaluasi 10) Prinsip Belajar Psikomotor Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Setelah mengkaji bagian ini diharapkan kita memiliki kompetensi maksud prinsip-prinsip beberapa prinsip belajar yang beberapa contoh penerapan prinsip-prinsip implikasi prinsip-prinsip belajar dalam BELAJARAgar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari kebutuhan internal siswa untuk belajar. Davies 199132, mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar belajar dalam proses pembelajaran, yaitu apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut murid belajar menurut tempo kecepatannya sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan penguatan reinforcement. secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang harapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif di dalam proses pembelajaran. Prinsip-Prinsip Belajar dalam perhatian dalam motivasiPerhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki keterkaitan yang sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya motivasi. Sejumlah hasil penelitian bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika anak memiliki motivasi yang kuat untuk 2001, mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Perubahan energi di dalam diri seseorang tersebut kemudian membentuk suatu aktivitas nyata dalam bebagai bentuk terkait erat dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang akan sesuatu yang ingin ia capai, maka akan semakin kuat motivasi untuk mencapainya. Kebutuhan yang kuat terhadap sesuatu akan mendorong seseorang untuk mencapainya dengan sekuat tenaga. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar bersama teman-temannya yang lain Djamarah, 2006148.Motivasi dapat bersifat internal dan eksternal. Beberapa penulis atau ahli yang lain menyebutnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi internal atau motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu. Motivasi eksternal melalui proses belajar dan interaksi individu dengan lingkungannya dapat berubah menjadi motivasi internal. Proses perubahan dari motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik pada seseorang disebut “transformasi motif” Dimyati dan Mudjiono, 199441.Penerapan prinsip-prinsip motivasi dalam proses pembelajaran akan dapat berlangsung dengan baik, bilamana guru memahami beberapa aspek yang berkenaan dengan dorongan psikologis sebagai individu dalam diri siswa sebagai berikut individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan aspek biologis, sosial dan emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang ia miliki saat tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan dipengaruhi oleh unsr-unsur aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terdapat motivasi dan dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena memang ingin dan insentif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat mempertinggi motivasi belajar siswa dapat tumbuh dengan baik maka guru harus berusaha Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik.Mengkondisikan proses belajar aktif.Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan.Mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa di dalam belajar misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak merasa tertekan, dsbMeyakinkan siswa bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi.Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan siswa dan sesegera mungkin pula memberitahukan hasilnya kepada siswa.Memberitahukan nilai dari pelajaran yang sedang dipelajari siswa dan menghubungkannya dengan kehidupan nyata Transfer dan RetensiBerkenaan dengan proses transfer dan retensi terdapat beberapa prinsip yaitu belajar dan daya ingat dapat menguat yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih seseorang dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik dimana proses belajar itu yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang lebih bahan-bahan faktual, keterampilan dan konsep dapat meningkatkan belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama dipelajari mengikuti bahan yang tentang konsep, prinsip dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubung-hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dengan memberikan ilustrasi unsur-unsur yang hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapatkan kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas dan dalam situasi yang agak sama dapat akhir proses belajar seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan KeaktifanKeaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan. Pandangan mendasar yang perlu menjadi kerangka pikir setiap guru adalah bahwa pada prinsipnya anak-anak adalah makhluk yang aktif. Individu merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan yang dimiliki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif bilamana lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk tumbuh suburnya keaktifan teori belajar Kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer begitu saja dari pikiran orang yang mempunyai pengetahuan ke pikiran orang yang belum mempunyai pengetahuan. Bahkan bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep, ide dan pegertian kepada seorang murid, pemindahan itu harus diinterpretasikan dan dikonstruksikan oleh si murid lewat pengalamannya Glasersferld dalam Battencourt, 1989.Dalam proses konstruksi itu menurut Glasersferld, diperlukan beberapa kemampuan; 1 kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali pengalaman, 2 kemampuan membandingkan, mengambil keputusan justifikasi mengenai persamaan dan perbedaan, dan 3 kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu daripada pengalaman yang prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses pembelajaran adalah kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk berkreativitas dalam prose kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri dan tugas individual dan kelompok melalui kontrol pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang memberikan respons terhadap pertanyaan-pertanyaan yang multi metode dan multi media di dalam Keterlibatan LangsungSejumlah hasil penelitian membuktikan lebih dari 60% sesuatu yang diperoleh dari kegiatan belajar didapatkan dari keterlibatan langsung. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajarnya yang dituangkan di dalam kerucut pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui penglaman langsung. Keterlibatan langsung siswa memberi banyak sekali manfaat yang langsung dirasakan pada saat terjadinya proses pembelajaran prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah peran individual atau kelompok kecil di dalam penyelesaian media secara langsung dan melibatkan siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau keleluasaan kepada siswa untuk melakukan berbagai percobaan atau tugas-tugas siswa, implikasi prinsip keterlibatan langsung ini adalah 1 siswa harus terdorong aktif untuk mengalami sendiri dalam melakukan aktivitas pembelajaran, 2 siswa dituntut untuk aktif mengerjakan PengulanganTeori belajar klasik yang memberikan dukungan paling kuat terhadap prinsip belajar pengulangan ini adalah teori psikologi daya. Berdasarkan teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati, manghafal, menanggapi dan sebagainya. Melalui latihan-latihan maka daya-daya tersebut semakin berkembang. Sebaiknya semakin kurang pemberian latihan, maka daya-daya tersebut semakin lambat samping teori psikologi daya, prinsip pengulangan ini juga didasari oleh teori Psikologi Asosiasi atau Connecsionisme yang dipelopori oleh teori Thorndike dengan salah satu hukum belajarnya “Low of exercise” yang mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons. Pandangan psikologi condisioning juga memberikan dasar yang kokoh bagi pentingnya proses latihan. Psikologi ini berpandangan bahwa munculnya respons, tidak saja disebabkan oleh adanya stimulus, akan tetapi lebih banyak disebabkan karena adanya stimulus yang R. Covey, pengarang buku The 7 Habits of Effective People, mengemukakan bahwa kebiasaan sebagai titik pertemuan dari pengetahuan, keterampilan dan keinginan. Pengetahuan adalah paradigma teoritis, apa yang harus dilakukan dan mengapa. Keterampilan adalah bagaimana melakukannya. Dan keinginan adalah motivasi, keinginan untuk melakukan. Agar sesuatu bisa menjadi kebiasaan dalam hidup kita, kita harus mempunyai ketiga hal tersebut. Pandangannya ini digambarkan sebagai berikutPengetahuanapa yang harus dilakukan, mengapa Keterampilanbagaimana melakukan Pola Terbentuknya KebiasaanKEBIASAANKeinginanmau melakukanImplikasi prinsip-prinsip pengulangan bagi guru adalah pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan kegiatan soal-soal kegiatan-kegiatan pengulangan yang pada siswa sangat dituntut untuk memiliki kesadaran yang mendalam agar bersedia melakukan pengulangan latihan-latihan baik yang ditugaskan oleh guru maupun atas inisiatif dan dorongan diri TantanganDeporter 200023 mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan bahwa siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang serta ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan keputusan. Bilamana anak merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya. Mihaly Csikszentmihalyi, psikolog dari Universitas Chicago dikenal karena penelitiannya dalam mendokumentasikan suatu “keadaan dimana seseorang sangat terlibat dalam sebuah kegiatan sehingga hal lain seakan tak berarti lagi”. Goleman menjelaskan tentang keadaan flow ini. Jika tuntunan terlalu sedikit, orang akan menjadi bosan. Jika tuntutan terlalu besar untuk diatasi, mereka akan menjadi cemas. Flow terjadi di daerah genting antara kebosanan dan Lewin dalam sebuah teori yang dinamakannya “Teori Medan” Field Theory, mengemukakan bahwa siswa di dalam suatu situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar, yaitu 1Merancang dan mengelola kegiatan inquiry dan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi bahan-bahan pembelajaran yang siswa menemukan fakta, konsep, prinsip, dan dan mengelola kegiatan Balikan dan PenguatanPrinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan implementasi dari teori belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui Teori Operant Conditioning dan salah satu hukum belajar dari Thorndike yaitu “law of effect”. Menurut hukum belajar ini, siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil belajar, apalagi hasil yang baik merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh positif bagi upaya-upaya belajar berikutnya. Namun dorongan belajar, menurut Skinner tidak hanya muncul karena penguatan yang menyenangkan, akan tetapi juga terdorong oleh penguatan yang tidak menyenangkan, dengan kata lain penguatan positif dan negatif dapat memperkuat penguatan reinforcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku pada waktu yang lain. Sumantri dan Permana 1999274 mengemukakan secara khusus beberapa tujuan dari pemberian penguatan, yaitu motivasi belajar peserta peserta didik berpikir lebih perhatian peserta kemampuan berinisiatif secara dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung beberapa jenis penguatan yang dapat dilakukan guru1Penguatan verbal, yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata-kata/kalimat yang diucapkan, seperti “bagus”, “baik”, “smart”, “tepat” dan gestural, yaitu penguatan berupa gerak tubuh atau mimik muka yang memberi arti/kesan baik kepada peserta didik. Penguatan gestural dapat berupa; tepuk tangan, acungan jempol, anggukan, tersenyum, dan dengan cara mendekati, yaitu perhatian guru terhadap perilaku peserta didik dengan cara mendekatinya. Penguatan dengan cara mendekati ini dapat dilakukan ketika peserta didik menjawab pertanyaan, bertanya, berdiskusi atau sedang melakukan aktivitas-aktivitas dengan cara sentuhan, yaitu penguatan yang dilakukan guru dengan cara menyentuh peserta didik, seperti menepuk pundak, menjabat tangan, mengusap kepala peserta didik, atau bentuk-bentuk dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan. Memberikan penghargaan kepada kepada kemampuan peserta didik dalam suatu bidang tertentu, seperti peserta didik yang pandai bernyanyi diberikan kesempatan untuk melatih vokal pada berupa tanda atau benda, yaitu memberikan penguatan kepada peserta didik berupa simbol-simbol atau benda-benda. Penguatan ini dapat berupa komentar tetulis atas karya peserta didik, hadiah, piagam, lencana, dan pemberian dan penggunaan penguatan harus mendapat perhatian guru. Bilamana penguatan dipergunakan pada situasi dan waktu yang tidak tepat, maka hal itu dapat kehilangan keefektifannya. Sebaliknya bilamana penguatan itu dipergunakan secara tepat, maka akan memberikan pengaruh yang positif terhadap aktivitas belajar peserta prinsip-prinsip balikan dan penguatan bagi guru antara lain; 1 memberikan balikan dan penguatan secara tepat, baik tenik, waktu maupun bentuknya, 2 memberikan kepada siswa jawaban yang benar, 3 mengoreksi dan membahas pekerjaan siswa, 4 memberikan catatan pada hasil pekerjaan siswa baik berupa angka maupun komentar-komentar tertentu, 5 memberikan lembar jawaban atau kerja siswa, 6 mengumumkan atau menginformasikan peringkat secara terbuka, 7 memberikan Perbedaan IndividualHasil sejumlah riset menunjukkan bahwa keberagaman faktor, seperti sikap siswa, kemampuan dan gaya belajar, pengetahuan serta memberikan dan konteks pembelajaran merupakan komponen yang memberikan dampak sangat penting terhadap apa yang sesungguhnya harus siswa-siswa pelajari Killen, 19985.Dalam pandangan DePorter & Hernacki 2001117 terdapat tiga karakteristik atau modalitas belajar siswa yang perlu diketahui oleh setiap pendidik dalam proses pembelajaran, yaitu yang visual, yang sering kali ditandai suka mencoret-coret ketika berbicara di telpon, berbicara dengan tepat, lebih suka melihat peta daripada mendengar yang auditorial, yang sering ditandai suka berbicara sendiri, lebih suka mendengarkan ceramah atau seminar daripada membaca buku, lebih suka berbicara daripada yang kinestetik, yang sering ditandai berpikir lebih baik ketika bergerak atau berjalan, banyak menggerakkan anggota tubuh ketika berbicara, sulit untuk duduk dan didik adalah individual yang memiliki keunikan, berbeda satu sama lain dan tidak satupun yang memiliki ciri-ciri persis sama meskipun mereka itu kembar. Setiap individu pasti memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan individual ini merupakan kodrat manusia yang bersifat alami. Pembelajaran yang bersifat klasikan yang mengabaikan perbedaan-perbedaan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Cara-cra yang dapat ditempuh oleh guru antara lain penggunaan metode atau pendekatan secara bervariasi sehingga semakin besar memberikan peluang tumbuhnya perhatian siswa di dalam latar belakang perbedaan individual. Upaya lain yang dapat dilakukan guru adalah dengan menambah waktu belajar bagi siswa-siswa yang memiliki kemampuan rendah, atau memberikan pengayaan bagi siswa-siswa yang memiliki kemampuan lebih dari yang lain. Implikasi atau penerapan prinsip-prinsip perbedaan individual dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru sebagai berikut1Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan belajar yang mereka siswa harus terus didorong memahami potensi dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode yang selaras dengan minat, tujuan, dan latar belakang mereka. Hal ini terutama disebabkan para pesrta didik cenderung memilih kegiatan belajar yang sesuai dengan pengalaman masa lampau yang mereka rasakan bermakna untuk siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan kelemahan dirinya serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang berbeda dengan siswa-siswa yang yang tersedia untuk belajar dapat lebih diperkuat bilamana para siswa tidak merasa terancam oleh proses yang ia ikuti serta lingkungannya sehingga mereka memiliki keleluasan untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan siswa yang telah memahami kekuatan dirinya akan lebih cenderung memiliki dorongan dan minat untuk belajar secara lebih Belajar KognitifaPerhatian harus dipusatkan pada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum proses belajar kognitif belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan individual yang kesiapan perbendaharaan kata atau kemampuan membaca, kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satuan unit-unit yang menyajikan konsep, kebermaknaan dalam konsep amatlah penting. Perilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat diperlukan untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar pemecahan masalah, para siswa harus dibantu untuk mendefinisikan dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan tumbuhnya kemampuan berpikir yang multi dimensional divergent thinking.Prinsip Belajar AfektifaSikap dan nilai tidak hanya diperoleh dari proses pembelajaran langsung, akan tetapi sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku para siswa menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar banyak kesempatan nilai-nilai pentingyang diperoleh pada masa kanak-kanak akan tetap melekat sepanjang belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yng interaksi guru dan siswa yang positif dalam proses pembelajaran di kelas, dapat memberikan kontribusi bagi tumbuhnya sikap positif di kalangan siswa dapat dibantu agar lebih matang dengan cara memberikan dorongan bagi mereka untuk lebih mengenal dan memahami sikap, peranan serta Belajar PsikomotorikaPerkembangan psikomotorik anak, sebagian berlangsung secara beraturan dan sebagian diantaranya tidak dalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi kemampuan dasar ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf penampilan aktivitas bermain dan aktivitas informal lainnya para siswa akan memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya secara lebih dengan kematangan fisik dan mental, kemampuan belajar untuk memadukan dan memperluas gerakan motorik akan lebih dapat lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan penampilan psikomotor yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif siswa dapat menambah efisiensi belajar yang cukup yang diberikan dalam rentang waktu tertentu dapat memperkuat proses belajar psikomotorik yang terlalu sukar bagi siswa dapat menimbulkan keputusasaan dan kelelahan yang lebih cepat. Lihat Pendidikan Selengkapnya .